Jumat, 22 Januari 2010

Filled Under: ,

Waspada Minum Obat + Suplemen

Obat + Herba
Anda merasa lebih percaya diri dan merasa bisa segera sembuh, jika minum bermacam-macam obat, termasuk mengkombinasikan obat resep dokter dengan suplemen? Jika ya, sebaiknya Anda waspada. Jangan sampai beragam obat-obatan yang Anda harapkan dapat menyembuhkan itu justru berbalik mencelakakan kesehatan, bahkan jiwa Anda.
Kalau kita sakit dan pergi ke dokter sering kita diberi lebih dari satu amcam obat. Itu pun kadang dan biasanya inisiatif sendiri kita masih juga minum obat herba (berasal dari tumbuhan) atau suplemen gizi. Jika hal itu kebiasaan Anda, sebaiknya Anda berjati-hati, karena mungkin saja obat yang satu bekerja berlawanan terhadap obat yang lain, sehingga dapat menimbulkan bahaya.
Sebagai contoh, seorang yang mendapatkan obat pengencer darah warfarin dari dokter, tanpa sepengatahuan dokter ia juga minum suplemen ginseng (Panax Ginseng) Akibatnya, setelah dua minggu minum obat pengencer darah bersama ginseng, dia mengalamai pengentalan darah yang berbahaya. Hanya dalam dua minggu setelah ia menjadi normal kembali. Dokter mengatakan bahwa ginseng telah menyebabkan tidak aktifnya warfarin panax Ginseng emnambah efek pendarahan jika dikomsumsi bersama warfarin.
Sebaiknya hati-hati
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration, FDA) mengumpulkan laporan tentang interaksi antara obat dengan suplemen hera dan antara obat dengan suplemen gizi dari dokter-dokter dan ahli-ahli farmasi. Namun diperkirakan hanya satu persen daru kejadian-kejadian itu yang dilaporkan ke FDA. Apalagi interaksi antara obat dengan herba antara obat dengan suplemen gizi tidak biasa dilaporkan.
Mengingat adanya kejadian buruk akibat interaksi merugikan antara obat dengan herba dan antara obat dengan suplemen gizi, kita sebaiknya memperhatikan saran berikut.
Pertama, hindari minum obat dan produk herba atau suplemen gizi yang berfungsi sama. Misalnya, ketika stres minum produk herba kava-kava (Piper methysticum) dengan obat depresi Xanax. Keduanya adalah pereda depresi sistem saraf pusat yang dapat menimbulkan disorientasi (tidak mengenali lagi waktu, tempat, orang lain, dan diri sendiri). Sebaliknya, hindarkan pula minum obat dan suplemen yang bekerja berlawanan. Misalnya minum suplemen vitamin K yang mempunyai efek menggumpalkan darah dapat menghalangi kerja obat pengencer darah. Akiabtnya dapat terjadi penggumpakan dalam otak, paru-paru atau jantung.
Kedua. ketika Anda minum obat dari dokter, selalu informasikan pada dokter suplemen yang Anda minum, baik suplemen gizi maupun suplemen herba.
Disamping itu, Anda sendiri sebaiknya belajar contoh kombinasi yang berbahaya yang diperoleh dari ebberapa ahli kesehatan terkenal.
Jangan dikombinasikan antibiotik + suplemen mineral
Antibiotik membunuhi bakter penyebab infeksi atai menghentikan pertumbuhannya. contoh antibiotik diantaranya tetracycline (contoh Doxycyline, Oxytetracycline) dan penicilline (misalnya Amoxillin).
Contoh suplemen mineral antara lain suplemen zat besi, kalsium, magnesium, seng (zink). Suplemen mineral tersebut bersifat menonaktifkan antibiotik tertentu (termasuk tetracycline, ciprofloxacin, norfloxacin) dan menghambat penyerapan antibiotik. Karena itu, biasanya dokter dan ahli farmasi mengingatkan kita sebaiknya tidak minum susu atau hasil olahnya (seperti keju, yogut) ketika kita minum antibiotik.
Sayangnya, gangguan penyerapan antibiotik ini tidak memunculkan gejala, sehingga kita tidak tahu apakah antibiotik yang kita minum itu bekerja secara optimal atau tidak. Sebaiknya minum antibiotik 1-2 jam sebelum atau setelah minum suplemen mineral atau makan. Dan jangan melarutkan antibiotik dengan jus kemasan yang difortifikasi dengan kalsium.
Suplemen herba St. John’s Wort (Hypericum perforatum) sering digunakan untuk mengobati depresi ringan atau sedang. Suplemen ini dapat membuat kulit sensitif terhadap matahari.
Jangan dikombinasikan obat pengencer darah + suplemen bawang putih , ginkgo, atau jahe
Obat pengencer darah memiliki kemampuan menghambat butir-butir dalam darah membentu gumpalan. Obat jenis ini antikoagulan yang berartu antigumpal. Gumpalan atau bekuan darah dalam otak dapat memicu stroke. Gumpalan dalam arteri jantung dapat menyebabkan serangan jantung. Pengencer darah yang umum adalah warfarin (contohnya Coumadin) dan aspirin,
Suplemen herba feverfew (Tanacetum parthenium), bawang putih, ginkgo (Ginkgo biloba) dan jahe (Zingiber officinale) diminum untuk berbagai tujuan, dari mempertajam daya ingat hingga menyembuhkan migrain. Obatpbat tadi berfungsi mengencerkan darah.
Mengkombinasikan salah satu suplemen herba tersebut dengan obat antikoagulan dapat berbahaya, termasuk memperlama waktu pendarahan.
Coenzyme Q10/i> adalah antioksidan yang sering digunakan untuk memperbaiki fungsi jantung. Namun dalam sejumlah hasil penelitian disebutkan coenzyme Q10 dapat menurunkan efektivitas Coumadin, sehingga meningkatkan risiko penggumpalan darah.
Vitamin E membantu mencegah pembekuan, tetapi bila Anda mengkonsumsi lebih dari 400 IU setiap hari dan dikombinasikan dengan Coumadin, Anda menjadi sangat peka pada pendarahan. Di AS vitamin E yang dianggap aman adalah 30 IU per hari.
Suplemen vitamin K juga dapat menghambat efektivitas Coumadin. Kondisi ini dapat memicu penggumpalan darah, sehingga dapat menimbulkan stroke.
Jangan dikombinasikan obat hipertensi + suplemen bawang putih
Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang termasuk dalam kelompok diuretika (peluruh air seni), beta blockers, calcium channel blockers dan angtiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors.
Obat-obat tersebut mempunyai beberapa fungsu, misalnya menurunkan kekuatan detak jantung atau membuat rileks pembuluh darah, Beta blockers yang umum adalah metoprolol (Lopressor) dan propranolol (inderal). Contoh dari Calcium Channel Blcokers adalah felodipine (plendil) dan nifedipine (Adalat dan Procardia). Contoh dari ACE inhibitors adalah Accupril, Lotensin, Monopril dan vasotec.
Bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan tekanan darah. Bila dimakan bersama-sama dengan obat yang juga menurunkan tekanan darah, maka tekanan darah bisa menjadi terlalu rendah.
Meski belum ada riset yang jelas, tetapi harus hati-hati. Bawang putih lebih berguna/disarankan untuk menurunkan lemak darah dan mencegah penyumbatan pembuluh darah. Dosis herba mentahnya 2-5 gram/hari.
Jangan dikombinasikan obat kejang + suplemen vitamin B
Obat-obat antikejang (antikovulsan) seperti Phenytoin (dilantin) dapat mengurangi keparahan serangan dan bisa menghentikan kejang bila suatu saat terjadi serangan. Minum dilantin dapat mengurangi konsentrasi vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9), dalam tubuh.
Rendahnya kadar vitamin-vitamin tersebut dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, sehingga ada kemungkinan Anda mendorong untuk meningkatkan dosis asupan vitamin B. Jika Anda minum vitamin B dosis tinggi, khususnya vitamin B6 lebih dari 80 mg per haru atau asam folat 2 mg per hari, kerja dilantin hanya 50% efektif. Akibatnya, bisa terjadi serangan kejang. Kadar tersebut jauh lebih tinggi daripada yang dianjurkan yakni 2 mg vitamin B6 dan 400 mcg (mikrogram) asam folat.
Jangan dikombinasikan obat pencahar + suplemen lidah buaya, psyllium atau senna
Obat pencahar (laxative) menyembuhkan sembelit alias susah buang air besar (konstipasi) dengan cara merangsang dinding usus untuk memperlunak kotoran, sehingga kotoran mudah dibuang keluar dari tubuh. Laxative yang umum adalah psyllium (contohnya Metamucil), methylcellulose (Citrucel), senna (Ex Lax), magnesium hydroxyde (milk of magnesia) dan bisacody (Dulcolax).
Suplemen herba yang bekerja sebagai pencahar, seperti lidah buaya, Cascara Sagrada dan Senna, sebaiknya tidak dikombinasikan dengan obat pencahar konvensional (resep dokter atau obat bebas).
Mengkombinasikan kedua jenis pencahar akan menimbulkan diare berat, kehilangan cairan, dan ketidakseimbangan elektrolit tubuh, terutama kalium dan natrium.
Jangan dikombinasikan obat diuretika (peluruh air seni) + suplemen lidah buaya atau licorice
Obat-obat diuretika menggiatkan kerja ginjal, sehingga mengakibatkan lebih banyak garam (terutama natrium dan kalium) dan cairan tubuh yang terbuang melalui urine. Obat diuretika bekerja untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi edema (bengkak). Dua jenis obat diuretika yang umum adalah thiazide termasuk Diuril, Saluron dan Hydrodiuril dan loop contohnya Lasix. Kedua jenis diuretika tersebut dapat menyebabkan defisiensi kalium.
Suplemen licorice (Glycyrriza glabra) juga memiliki efek menurunkan kadar kalium. Minum herba ini bersamaan dengan obat diuretika dapat mengakibatkan kemerosotan kadar kalium, sehingga badan terasa lemah, otot-otot sakit, kelumpuhan, dan lain-lain. Karena itu, sebaiknya hindari mengkombinasikan suplemen licorice dengan Lasix atau obat diuretika yang lain. Anda harus hati-hati karena licorice sering termasuk dalam ramuan herbal. Licorrice sendiri tidak boleh digunakan tunggal atau jangka panjang (1 bulan) apalagi dikombinasi dengan diuretika. Penggunaan tunggal dalam waktu lama dapat menyebabkan bengkak, kadar kalium, dan natrium berkurang, tidak menguntungkan untuk pasien hipertensi.
Pencahar herba, misalnya lidah buaya (Aloe barbadensis), senna (Cassia spp), dan Cascara sagrada (Rhamnus purshianus), juga mengurus kalium. Karena itu, tidak seharusnya diminum bersama Thiazide atau obat-obatan diuretika lainnya.
Herba yang mempunyai efek pencahar seperti itu tidak boleh dikonsumsi lebih dari dua minggu. Jika pencahar dan diuretika diberikan secara bersamaan akan mengganggu keseimbangan kandungan elektrolit dalam tubuh dan akan membahayakan.
Sumber: Majalah Nirmala



Bagikan


Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2013 iPRESS. All rights resevered. Designed by Templateism