Jumat, 22 Januari 2010

Keperawatan Perioperatif

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
    Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. sehingga pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi. Untuk menghasilkan hasil terbaik bagi diri pasien, tentunya diperlukan tenaga kesehatan yang kompeten dan keda sama yang sinergis antara masing-masing anggota tim. Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan adatigakelompok besar, meliputi pertama, ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di meja operasi, kedua ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan dan yang ketiga adalah perawat intra operatif.

    Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan (well being) pasien. Untuk itu perawat intra operatif perlu mengadakan koordinasi petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan. Peran lain perawat di ruang operasi adalah sebagai RNFA (Registered Nurse First Assitant). Peran sebagai RNFA ini sudah berlangsung dengan baik di negara amerika utara dan eropa. Namun demikian praktiknya di Indonesia masih belum sepenuhnya tepat. Peran perawat sebagai RNFA diantaranya meliputi penanganan jaringan, memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan instrumen, jahitan bedah dan pemberian hemostatis.

    Untuk menjamin perawatan pasien yang optimal selama pembedahan, informasi mengenai pasien harus dijelaskan pada ahli anastesi dan perawat anastesi, serta perawat bedah dan dokter bedahnya. Selain itu segala macam perkembangan yang berkaitan dengan perawatan pasien di unit perawatan pasca anastesi (PACU) seperti perdarahan, temuan yang tidak diperkirakan. permasalahan cairan dan eleklrolit, syok, kesulitan pernafasan harus dicatat, didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan staff PACU.
PEMBAHASAN



  1. PRINSIP-PRINSIP UMUM
    1. Prinsip asepsis ruangan
      Antisepsis dan asepsis adalah suatu usaha untuk agar dicapainya keadaan yang memungkinkan terdapatnya kuman-kuman pathogen dapat dikurangi atau ditiadakan, baik secara kimiawi, tindakan mekanis atau tindakan fisik. Termasuk dalam cakupan tindakan antisepsis adalah selain alal-alat bedah, seluruh sarana kamar operasi, semua implantat, alat-alat yang dipakai personel operasi (sandal, celana, baju, masker, topi dan lain-lainnya) dan juga cara membersihkan, melakukan desinfeksi dari kulit/tangan

    2. Prinsip asepsis personel
      Teknik persiapan personel sebelum operasi meliputi 3 tahap, yaitu : Scrubbing (cuci tangan steril). Gowning (teknik peggunaan gaun operasi), dan Gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril). Semua anggota tim operasi harus memahami konsep tersebut diatas untuk dapat memberikan penatalaksanaan operasi secara asepsis dan antisepsis sehingga menghilangkan atau meminimalkan angka kuman. Hal ini diperlukan untuk meghindarkan bahaya infeksi yang muncul akibat kontaminasi selama prosedur pembedahan (infeksi nosokomial).
      Disamping sebagai cara pencegahan terhadap infeksi nosokomial, teknik-teknik tersebut juga digunakan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan terhadap bahaya yang didapatkan akibat prosedur tindakan. Bahaya yang dapat muncul diantranya penularan berbagai penyakit yang ditularkan melalui cairan tubuh pasien (darah, cairan peritoneum, dll) seperti HIV/AIDS, Hepatitis dll.
    3. Prinsip asepsis pasien
      Pasien yang akan menjalani pembedahan harus diasepsiskan. Maksudnya adalah dengan melakukan berbagai macam prosedur yang digunakan untuk membuat medan operasi steril. Prosedur-prosedur itu antara lain adalah kebersihan pasien, desinfeksi lapangan operasi dan tindakan drapping.
    4. Prinsip asepsis instrument
      Instrumen bedah yang digunakan untuk pembedahan pasien harus benar-benar berada dalam keadaan steril. Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah perawatan dan sterilisasi alat, mempertahankan kesterilan alat pada saat pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa singgung dan menjaga agar tidak bersinggungan dengan benda-benda non steril.

  2. Obat-obat Pre Medikasi
    Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat-obatan permedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Obat-obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau diazepam. Antibiotik profilaksis biasanya di berikan sebelum pasien di operasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di berikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca beda2- 3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriaxone 1 gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien.

  3. Persiapan di kamar operasi
    Persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dimulai sejak pasien masuk ke ruang perawatan sampai saat pasien berada di kamar operasi sebelum tindakan bedah dilakukan. Persiapan di ruang serah terima diantaranya adalah prosedur administrasi, persiapan anastesi dan kemudian prosedur drapping.

  4. Drapping
    Di dalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan terhdap pasien yaitu berupa tindakan drapping yaitu penutupan pasien dengan menggunakan peralatan alat tenun (disebut : duk) steril dan hanya bagian yang akan di incisi saja yang dibiarkan terbuka dengan memberikan zat desinfektan seperti povide iodine 10% dan alkohol 70%. Prinsip tindakan drapping adalah:
    1. Seluruh anggota tim operasi harus bekerja sama dalam pelaksanaan prosedur drapping.
    2. Perawat yang bertindak sebagai instrumentator harus mengatahui dengan baik dan benar prosedur dan prinsip-prinsip drapping.
    3. Sebelum tindakan drapping dilakukan, harus yakin bahwa sarung tangan yang digunakan steril dan tidak bocor.
    4. Pada saat pelaksanaan tindakan drapping, perawat bertindak sebagai omloop harus berdiri di belakang instrumentator untuk mencegah kontaminasi.
    5. Gunakan duk klem pada setiap keadaaan dimana alat tenun mudah bergeser.
    6. Drape yang terpasang tidak boleh dipindah-pindah sampai operasi selesai dan harus dijaga kesterilannya.
    7. Jumlah lapisan penutup yang baik minimal 2 lapis, satu lapis menggunakan kertas water proof atau plastik steril dan lapisan selanjutnya menggunakan alat tenun steril.

  5. Teknik Drapping :
    1. Letakkan drape di tempat yang kering, lantai di sekitar meja operasi harus kering
    2. Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa, harus teliti dan memepertahankan prinsip steril
    3. Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steril
    4. Pegang drape sedikit mungkin
    5. Jangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape/alat tenun steril tanpa perlindungan gaun operasi.
    6. Jaga kesterilan bagian depan gaun operasi, berdiri membelakangi daerah yang tidak steril.
    7. Jangan melempar drape terlalu tinggi saat memasang drape (hati-hati menyentuh lampu operasi)
    8. Jika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi. Maka perawat omloop bertugas menyingkirkan alat tenun tersebut.
    9. Hindari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang belum tertutup.
    10. Setelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian kepaia meja operasi, jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu.
    11. Jika ragu-ragu terhdap kesterilan alat tenun, lebih baik alat tenun tersebut dianggap terkontaminasi.

    Tindakan keperawatan pre operetif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna.





PENUTUP

  1. Kesimpulan
    Jadi persiapan yang dilakukan oleh perawat di kamar opersi adalah Pre medikasi dan Draping. ini merupakan tindakan awal yang dilakukan setelah pasien berada di kamar operasi. Pihak yang bertanggung jawab pada tindakan ini adalah petugas pelyan kesehatan di kamar operasi tersebut.
  2. Saran
    Petugas kesehatan yang berada di kamar operasi harus dalam keadaan kondisi yang steril. Bertujuan untuk menghindari adanya infeksi yang muncul akibat tindakan operasi.

DAFTAR PUSTAKA



Effendy, Christantie,2002,Handout Kuliah Keperawatan Medikat Bedah : Preoperatif Nursing, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta.

Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti,2005, Kiat Sukses menghadapi Operasi, Sahabat Setia, Yogyakarta.

shodiq, Abror, 2004, operating Room,Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito    Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta.

Sjamsul hidayat, R. dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi, EGC, Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 1, EGC, Jakarta

Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press, Surabaya.









Bagikan

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2013 iPRESS. All rights resevered. Designed by Templateism